Saturday, January 7, 2017

Malam Tahun Baru di Berlin - Part 2



Sekitar pukul 9 malam hujan gerimis mulai reda, saya pun bergegas meninggalkan Berlin Hauptbahnhof menuju ke pusat perayaan malam tahun baru. Orang-orang sudah tidak terlalu banyak yang berdatangan ke pusat acara karena kebanyakan mereka sudah datang lebih awal untuk melihat seluruh acara yang telah disiapkan.

Puncak acara pergantian malam tahun baru di Berlin di pusatkan di Brandenburg Gate, dengan panggung raksasa yang menghadap ke barat, lurus ke boulevard jalan 17 Juni yang menuju ke Siegessaule atau Victory Column.

Setelah berjalan kaki kurang lebih 20 menit dari Stasiun Kereta, saya pun tiba di pintu masuk utara tempat area perayaan pergantian malam tahun baru.

Pengamanan cukup ketat, setiap orang akan diperiksa barang bawaannya termasuk di geledah satu persatu. Anjing pelacak juga disitu. Kalo saya tidak salah ingat, benda-benda yang terbuat dari logam seperti kaleng bir atau botol bir tidak diperkenankan untuk dibawa masuk ke arena, harus ditinggal ditempat itu.

Petasan dan juga kembang api juga tidak diperkenankan, apabila kedapatan membawa akan langsung disita dan diperiksa identitasnya. Orang-orang yang terlihat mencurigakan dan berpotensi menimbulkan masalah (dalam kondisi mabuk sebelum masuk ke arena perayaan) juga tidak diperkenankan untuk masuk. 👮

Ketika giliran saya tiba untuk diperiksa, saya langsung menyerahkan tas backpack kecil saya untuk diperiksa. Isinya hanya scarf, penutup kepala, dan tidak ada logam atau benda-benda yang membahayakan sama sekali. Saat di geledah pun petugas hanya menanyakan saku kiri depan jaket saya yang terlihat sedikit menggelembung dan agak keras. Saya jawab, "Mobile phone, pocket camera, and documents". Petugas yang memeriksa saya pun langsung bilang, "Ok" dan membiarkan saya lewat. 

Di arena perayaan, orang-orang sudah larut dalam kegembiraan, mereka bernyanyi, bercanda, dan berkumpul dengan teman dan saudara sambil menikmati acara yang sedang berjalan. Di Jalan sepanjang 1,8 km itu yang membentang dari timur ke barat itu sudah disediakan banyak lapak dan kios makanan minuman, permainan, dsb. Beberapa screen dan panggung berukuran kecil juga dipasang di beberapa titik untuk mengakomodasi pengunjung yang tidak bisa maju ke depan panggung. 



Saya yang baru tiba di lokasi langsung berjalan menuju ke arah panggung untuk melihat dari dekat, tapi ternyata semakin dekat ke panggung semakin rapat pula kumpulan orang-orang yang memadati arena perayaan. Saya pikir karena postur saya yang lebih kecil dari orang-orang yang ada disitu, saya akan lebih gesit dan lebih mudah untuk menyusup di sela-sela pengunjung. Ternyata saya keliru. 😑

Sempat terjadi kejadian yang sedikit bikin saya terkejut, ketika saya sedang menyusup kanan kiri mencari ruang untuk bergerak tiba-tiba di depan saya berdiri dua orang yang berpotongan rambut plontos, yang melihat ke arah saya sambil menyeringai. Saya yang kaget langsung tersadar, dalam hati saya langsung berkata Oopss.. NN.., 😨 dan saat itu juga bergerak ke arah lain menghilangkan jejak, menjauh dari kedua orang itu.

Bertemu dengan NN adalah hal terakhir yang saya harapkan ketika saya traveling sendirian di Jerman. Lebih baik menghindar daripada kena masalah.

Tak berapa lama kemudian saya sudah berada di sisi sebelah selatan panggung, di tempat yang terbuka, lebih longgar, dan tidak banyak orang, persis di sebelah tenda palang merah. Saya pun memutuskan untuk berada di tempat itu sambil menunggu tengah malam tiba karena akses ke toilet mudah, lebih aman, dan akses untuk ke tempat lain seperti ke Potsdamer Platz lebih mudah.

 

Malam cukup dingin waktu itu di Berlin, karena baru saja hujan. Dinginnya membuat tangan saya menjadi kisut dan hampir mati rasa. Beberapa pengunjung lain yang berada tidak jauh dari saya juga tampak menahan dingin yang menusuk tulang. Puluhan telolet portable yang disediakan tidak mampu menampung banyaknya orang yang ingin ke toilet. Tidak sedikit pula yang kemudian memilih untuk masuk ke rerimbunan semak dan pepohonan yang ada disekitar tempat itu untuk buang hajat 😁


Hiburan yang di tampilkan malam ini menghadirkan artis-artis Jerman, termasuk di antaranya yang sedang naik daun yaitu Adel Tawil yang menyanyikan lagu Lieder. Sisanya saya tidak tau siapa saja yang tampil 😁😀😁

Menjelang tengah malam, suasana semakin ramai, suara petasan semakin menjadi-jadi. Saya berusaha untuk mencari posisi agar bisa melihat kembang api pergantian tahun dari tempat yang bagus, tapi sepertinya tidak terlalu berhasil karena pandangan saya terhalang oleh tingginya postur orang-orang yang ada disitu. Tak berapa lama kemudian saya mendapatkan informasi bahwa asal kembang api atau petasan yang akan dinyalakan pada saat jam 12 malam ternyata berada persis di depan saya yaitu di semak belukar dan pepohonan yang tadi digunakan oleh orang-orang untuk buang hajat 😀. Tidak menguntungkan sebenarnya karena tidak bisa melihat karena terlalu pendek jaraknya, tapi ya apa boleh buat.



Hitungan mundur di mulai, orang-orang secara bersama-sama mulai melakukan penghitungan mundur dengan aba-aba dari pembawa acara dan seluruh pengisi acara malam itu. Tepat pukul 00:00 waktu Berlin, pesta kembang api dimulai....



Cukup meriah pesta kembang api yang dinyalakan di Brandenburg Gate, sekitar hampir 9 menit lamanya tapi sepertinya kalo saya lihat dan saya bandingkan dengan pesta kembang api di Potsdamer Platz, pesta kembang api yang berlangsung di Brandenburg berlangsung lebih singkat.

Setelah kembang api usai, suasana sepertinya justru lebih cair karena orang-orang bisa lebih leluasa berdansa dan menciptakan kemeriahannya sendiri. Beberapa orang nampak mulai meninggalkan arena, sebagian lagi memilih untuk menunggu karena masih terlalu crowded.



Kurang lebih pukul 02:00 arena perayaan sudah lebih leluasa, tidak lagi dipenuhi oleh orang-orang yang berteriak-teriak dan berdesak-desakan. Lapak-lapak yang tadinya buka satu-persatu mulai tutup seiring dengan berkurangnya pengunjung. Saya pun jadi lebih bebas untuk mengambil foto-foto sembari berjalan kaki menuju ke pintu keluar. Agak susah untuk keluar dari arena pada saat itu karena jalan untuk keluar hanya dibuka pada sisi barat dan utara. Sisi selatan ditutup karena dikhawatirkan akan terjadi penumpukkan massa yang datang dari 2 arah yang berlawanan  yaitu yang dari Potsdamer Platz dan yang dari Brandenburg Gate.

Kira-kira pukul 02:30, saya yang sudah tidak kuat menahan dingin akhirnya memutuskan untuk kembali ke Stasiun kereta untuk beristirahat dan mencari tempat yang hangat. Ketika saya tiba di stasiun, ternyata sudah ada banyak orang yang berpikiran yang sama dengan saya. Setelah berputar-putar, naik turun elevator, akhirnya saya memutuskan untuk beristirahat di locker room, salah satu tempat yang paling hangat untuk menunggu pagi. Beberapa polisi nampak berdiri sambil bercakap-cakap di depan locker room, mereka tidak terlalu keberatan jika tempat itu digunakan untuk beristirahat barang sejenak.

Tadinya saya akan menunggu pagi di restoran fast food yang ada di lantai 2, tapi ternyata ketika saya sampai di sana tempat itu sudah penuh sesak dan tidak diperbolehkan untuk tidur. Beberapa orang kemudian beralih menuju ke ruang ATM, dan ke information center stasiun karena ditempat - tempat itu terdapat heater atau penghangat yang merupakan hal penting untuk menghangatkan badan dan melawan rasa dingin yang menyerang. Untuk saya pribadi, dan saya yakin bagi sebagian besar orang, ruangan yang memiliki penghangat ruangan jauh lebih penting daripada makanan dalam kondisi seperti ini. Rata-rata restoran di stasiun tutup pada jam itu dan saat malam tahun baru.


Saya tidak tidur dini hari itu, karena jadwal kereta yang nanggung takutnya saya ketiduran dan tidak bisa bangun. Tiket yang saya beli untuk ke Praha kalo saya tidak salah seharga 34 Euro, tiket termurah pada hari itu karena yang lain rata-rata seharga 76 Euro. Kereta yang saya naiki merupakan kereta antara negara, kalo tidak salah start dari Hamburg dan finish di Budapest.

Pagi menjelang, orang-orang banyak yang mulai meninggalkan stasiun untuk menaiki keretanya masing-masing. Saya pun bergegas mengambil ransel saya di locker dan pergi meninggalkan ruang locker menuju ke lantai dasar dimana platform untuk kereta api reguler berada.


Kereta datang tepat pada waktunya, saya pun segera menaiki kereta tersebut, dan dalam waktu yang tidak terlalu lama roda-roda besi itu pun kembali bergulir meninggalkan Ibukota Jerman itu menuju ke tujuan akhir, Budapest.

Demikian pengalaman bertahun baruan di Berlin. Cukup berkesan karena aman, nyaman, dan terkoordinasi walaupun dinginnya menusuk tulang dan membuat kulit berkerut serta badan menggigil kedinginan. Tschuss 😏

No comments:

Post a Comment